Yusuf
[1]
Alif, Laam, Raa'. Ini ialah ayat-ayat Kitab Al-Quran yang menyatakan kebenaran.
[2]
Sesungguhnya Kami menurunkan kitab itu
sebagai Quran yang dibaca dengan bahasa Arab, supaya kamu (menggunakan
akal untuk) memahaminya.
[3]
Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad)
seindah-indah kisah dengan jalan Kami wahyukan kepadamu Al-Quran ini,
padahal sebenarnya engkau sebelum datangnya wahyu itu, adalah dari
orang-orang yang tidak pernah menyedari akan halnya.
[4]
(Ingatlah peristiwa) ketika Nabi Yusuf
berkata kepada bapanya: "Wahai ayahku! Sesungguhnya aku mimpi melihat
sebelas bintang dan matahari serta bulan; aku melihat mereka tunduk
memberi hormat kepadaku".
[5]
Bapanya berkata:" Wahai anakku! Janganlah
engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, kerana aku khuatir
mereka akan menjalankan sesuatu rancangan jahat terhadapmu.
Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia.
[6]
Dan demikianlah caranya Tuhanmu
memilihmu, dan akan mengajarmu takbir mimpi, serta akan menyempurnakan
nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Yaakub: sebagaimana Ia telah
menyempurnakannya kepada datuk nenekmu dahulu: Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana".
[7]
Demi sesungguhnya! (Kisah) Nabi Yusuf
dengan saudara-saudaranya itu mengandungi beberapa pengajaran bagi
orang-orang yang bertanya (tentang hal mereka untuk mengambil iktibar).
[8]
(Kisah itu bermula) ketika
saudara-saudara Yusuf berkata (sesama sendiri): "Sesungguhnya Yusuf dan
adiknya, lebih disayangi oleh bapa kita daripada kita, padahal kita ini
satu kumpulan (yang ramai dan berguna). Sesungguhnya bapa kita adalah
dalam keadaan tidak adil yang nyata."
[9]
(Ramai di antara mereka berkata):"
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat yang jauh, supaya
perhatian dan kasih sayang bapa kamu tertumpu kepada kamu semata-mata,
dan supaya kamu sesudah itu menjadi orang-orang yang baik dan berguna".
[10]
Salah seorang di antara mereka berkata:
"Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi buanglah dia ke dalam pergi,
supaya ia dipungut oleh sebahagian dari orang-orang musafir (yang lalu
di situ), kalaulah kamu tetap hendak menjalankan rancangan kamu itu".
[11]
Mereka pun (pergi berjumpa dengan bapa
mereka lalu) berkata: Wahai ayah kami! Mengapa ayah tidak percaya
kepada kami tentang Yusuf, padahal sesungguhnya kami sentiasa tulus
ikhlas mengambil berat kepadanya?
[12]
Biarkan dia pergi bersama-sama kami
esok, supaya ia bersuka ria makan minum dan bermain-main dengan
bebasnya; dan sesungguhnya kami akan menjaganya dengan sebaik-baiknya".
[13]
Bapa mereka menjawab: "Permergian kamu
membawanya bersama sangatlah mendukacitakan daku, dan aku pula bimbang
ia akan dimakan oleh serigala, ketika kamu lalai dari mengawalnya ".
[14]
Mereka berkata: "Kalau dia dimakan oleh
serigala, sedang kami ramai bilangannya, sesungguhnya kami sudah tentu
menjadilah orang-orang yang rugi".
[15]
Setelah mereka pergi dengan membawanya
bersama dan setelah mereka sekata hendak melepaskan dia ke dalam
perigi, (mereka pun melakukan yang demikian), dan kami pula ilhamkan
kepadanya:" Sesungguhnya engkau (wahai Yusuf, akan terselamat, dan)
akan memberi tahu mereka tentang hal perbuatan mereka ini, sedang
mereka tidak sedar (dan tidak mengingatinya lagi) ".
[16]
Dan sesudah itu datanglah mereka mendapatkan bapa mereka pada waktu senja sambil (buat-buat) menangis.
[17]
Mereka berkata: "Wahai ayah kami!
Sesungguhnya kami telah pergi berlumba-lumba berburu dan kami telah
tinggalkan Yusuf menjaga barang-barang kami, lalu ia dimakan oleh
serigala; dan sudah tentu ayah tidak akan percaya kepada kata-kata kami
ini, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar".
[18]
Dan (bagi mengesahkan dakwaan itu)
mereka pula melumurkan baju Yusuf dengan darah palsu. Bapa mereka
berkata: "Tidak! Bahkan nafsu kamu memperelokkan kepada kamu suatu
perkara (yang tidak diterima akal). Kalau demikian, bersabarlah aku
dengan sebaik-baiknya, dan Allah jualah yang dipohonkan pertolonganNya,
mengenai apa yang kamu katakan itu."
[19]
Dan (semasa Yusuf dalam perigi)
datanglah ke tempat itu satu rombongan (ahli perniagaan) yang sedang
dalam perjalanan; lalu mereka menghantarkan seorang pencari air bagi
mereka; (setelah sampainya ke perigi itu) dia pun menghulurkan timbanya
(dan manakala ia melihat Yusuf bergantung pada timbanya) ia berseru
dengan katanya: "Hai, (ini) sungguh mengembirakan! Ini adalah seorang
budak lelaki (yang cantik parasnya)". (Setelah mengetahui hal itu,
saudara-saudara Yusuf pun datang) serta mereka sembunyikan keadaan
Yusuf yang sebenarnya (untuk dijual) sebagai barang dagangan. Dan Allah
Maha Mengetahui akan apa yang mereka lakukan.
[20]
Dan (setelah berlaku perundingan)
mereka menjualnya dengan harga yang murah, iaitu beberapa dirham sahaja
bilangannya; dan mereka adalah orang-orang yang tidak menghargainya.
[21]
Dan (setelah Yusuf dijualkan di negeri
Mesir), berkatalah orang yang membeli Yusuf kepada isterinya: "Berilah
dia layanan yang sebaik-baiknya; semoga ia berguna kepada kita, atau
kita jadikan dia anak". Dan demikianlah caranya kami menetapkan
kedudukan Yusuf di bumi (Mesir untuk dihormati dan disayangi), dan
untuk kami mengajarnya sebahagian dari ilmu takbir mimpi. Dan Allah
Maha Kuasa melakukan segala perkara yang telah ditetapkanNya, akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
[22]
Dan ketika Yusuf sampai ke peringkat
umurnya yang sempurna kekuatannya, Kami beri kepadanya kebijaksanaan
serta ilmu pengetahuan; dan demikianlah kami membalas orang-orang yang
berusaha memperbaiki amalannya.
[23]
Dan perempuan yang Yusuf tinggal di
rumahnya, bersungguh-sungguh memujuk Yusuf berkehendakkan dirinya; dan
perempuan itupun menutup pintu-pintu serta berkata: "Marilah ke mari,
aku bersedia untukmu". Yusuf menjawab: "Aku berlindung kepada Allah
(dari perbuatan yang keji itu); sesungguhnya Tuhanku telah memuliharaku
dengan sebaik-baiknya; sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan
berjaya".
[24]
Dan sebenarnya perempuan itu telah
berkeinginan sangat kepadanya, dan Yusuf pula (mungkin timbul)
keinginannya kepada perempuan itu kalaulah ia tidak menyedari kenyataan
Tuhannya (tentang kejinya perbuatan zina itu). Demikianlah (takdir
Kami) untuk menjauhkan dari Yusuf perkara-perkara yang tidak baik dan
perbuatan-perbuatan yang keji, kerana sesungguhnya ia dari hamba-hamba
Kami yang dibersihkan dari segala dosa.
[25]
Dan mereka berdua pun berkejaran ke
pintu, serta perempuan itu mengoyakkan baju Yusuf dari belakang; lalu
terserempaklah keduanya dengan suami perempuan itu di muka pintu.
Tiba-tiba perempuan itu berkata (kepada suaminya): Tidak ada balasan
bagi orang yang mahu membuat jahat terhadap isterimu melainkan
dipenjarakan dia atau dikenakan azab yang menyiksanya".
[26]
Yusuf pula berkata: "Dia lah yang
memujukku berkehendakkan diriku". (Suaminya tercengang mendengarnya)
dan seorang dari keluarga perempuan itu (yang ada bersama-sama) tampil
memberi pendapatnya dengan berkata:" "Jika baju Yusuf koyak dari depan
maka benarlah tuduhan perempuan itu, dan menjadilah Yusuf dari
orang-orang yang dusta.
[27]
Dan jika bajunya koyak dari belakang, maka dustalah perempuan itu, dan Yusuf adalah dari orang-orang yang benar".
[28]
Setelah suaminya melihat baju Yusuf
koyak dari belakang, berkatalah ia: "Sesungguhnya ini adalah dari tipu
daya kamu orang-orang perempuan; sesungguhnya tipu daya kamu amatlah
besar pengaruhnya.
[29]
Wahai Yusuf, lupakanlah hal ini. Dan
engkau (Wahai Zulaikha), mintalah ampun bagi dosamu, sesungguhnya
engkau adalah dari orang-orang yang bersalah!"
[30]
Dan (sesudah itu) perempuan-perempuan
di bandar Mesir (mencaci hal Zulaikha dengan) berkata: Isteri Al-Aziz
itu memujuk hambanya (Yusuf) berkehendakkan dirinya, sesungguhnya
cintanya (kepada Yusuf) itu sudahlah meresap ke dalam lipatan hatinya;
sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata."
[31]
Maka apabila ia (Zulaikha) mendengar
cacian mereka, dia pun menjemput mereka dan menyediakan satu jamuan
untuk mereka, serta memberi kepada - tiap seorang di antara mereka
sebilah pisau. Dan pada ketika itu berkatalah ia (kepada Yusuf):
"Keluarlah di hadapan mereka". Maka ketika mereka melihatnya, mereka
tercengang melihat kecantikan parasnya, dan mereka dengan tidak sedar
melukakan tangan mereka sambil berkata: "Jauhnya Allah dari kekurangan!
Ini bukanlah seorang manusia, ini tidak lain melainkan malaikat yang
mulia!"
[32]
(Zulaikha) berkata: "Inilah orangnya
yang kamu tempelak aku mengenainya! Sebenarnya aku telah memujuknya
berkehendakkan dirinya tetapi ia menolak dan berpegang teguh kepada
kesuciannya; dan demi sesungguhnya kalau ia tidak mahu melakukan apa
yang aku suruh tentulah ia akan dipenjarakan, dan akan menjadi dari
orang-orang yang hina."
[33]
Yusuf (merayu kehadrat Allah Taala
dengan) berkata: "Wahai Tuhanku! Aku lebih suka kepada penjara dari apa
yang perempuan-perempuan itu ajak aku kepadanya. Dan jika Engkau tidak
menjauhkan daripadaku tipu daya mereka, mungkin aku akan cenderung
kepada mereka, dan aku menjadi dari orang-orang yang tidak mengamalkan
ilmunya".
[34]
Maka Tuhannya memperkenankan doanya,
lalu dijauhkan daripadanya tipu daya mereka; sesungguhnya Allah jualah
yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
[35]
Kemudian timbul fikiran bagi suami
perempuan itu, serta orang-orangnya hendak memenjarakan Yusuf sesudah
mereka nampak tanda-tanda (yang menghendaki supaya Yusuf dijauhkan)
hingga ke suatu masa.
[36]
Dan masuklah bersama-samanya ke penjara
dua orang khadam raja. Salah seorang di antaranya (bertanya kepada
Yusuf dengan) berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi melihat diriku
memerah anggur ". Dan berkata pula yang seorang lagi: "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat diriku menjunjung roti atas kepalaku, yang
sebahagiannya dimakan oleh burung." (kemudian keduanya berkata):
"Terangkanlah kepada kami akan takbirnya. Sesungguhnya kami
memandangmu: dari orang-orang yang berbuat kebaikan (untuk umum)".
[37]
Yusuf menjawab: "(Aku bukan sahaja
dapat menerangkan takbir mimpi kamu itu, bahkan) tidak datang kepada
kamu sesuatu makanan yang diberikan kepada kamu (tiap-tiap hari dalam
penjara), melainkan aku juga dapat memberitahu kepada kamu akan nama
dan jenisnya, sebelum ia dibawa kepada kamu. Yang demikian itu ialah
sebahagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Dengan sebab
itu aku meninggalkan ugama kaum yang tidak beriman kepada Allah serta
tidak pula percayakan hari akhirat.
[38]
"Dan aku menurut ugama bapa dan datuk
nenekku: Ibrahim dan Ishak serta Yaakub. Tidaklah sepatutnya kita
mempersekutukan sesuatupun dengan Allah. Mentauhid - mengesakan Allah
ialah hasil dari limpah kurnia Allah kepada kita dan kepada umat
manusia. Tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
[39]
"Wahai sahabatku berdua yang sepenjara,
memuja dan menyembah berbilang-bilang tuhan yang bercerai-berai itukah
yang lebih baik atau menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa, lagi Maha
Kuasa?
[40]
Apa yang kamu sembah, yang lain dari
Allah, hanyalah nama-nama yang kamu menamakannya, kamu dan datuk nenek
kamu, Allah tidak pernah menurunkan sebarang bukti yang membenarkannya.
Sebenarnya hukum (yang menentukan amal ibadat) hanyalah bagi Allah. Ia
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan Dia. Yang demikian
itulah Ugama yang betul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
[41]
"Wahai sahabatku berdua yang sepenjara!
(Takbir mimpi kamu itu ialah): adapun salah seorang dari kamu, maka ia
akan memberi minum arak kepada tuannya. Ada pun yang seorang lagi, maka
ia akan dipalang, serta burung pula akan makan dari kepalanya. Telah
selesailah (dan tetaplah berlakunya) perkara yang kamu tanyakan itu".
[42]
Dan berkatalah Yusuf kepada orang yang
ia percaya akan terselamat di antara mereka berdua: "Sebutkanlah
perihalku kepada tuanmu". (Setelah orang itu dibebaskan dari penjara)
maka ia dilupakan oleh syaitan untuk menyebutkan (hal Yusuf) kepada
tuannya. Dengan sebab itu tinggalah Yusuf dalam penjara beberapa tahun.
[43]
Dan (pada suatu hari) raja Mesir
berkata: "Sesungguhnya aku mimpi melihat: tujuh ekor lembu yang gemuk
dimakan oleh tujuh ekor lembu yang kurus, dan aku melihat tujuh tangkai
(biji-bijian) yang hijau dan tujuh tangkai lagi yang kering. Wahai
ketua-ketua kaum (yang hadir, terangkanlah kepadaku tentang mimpiku
ini, kalau kamu orang yang pandai menafsirkan mimpi".
[44]
Mereka menjawab: "Yang demikian itu
ialah mimpi-mimpi yang bercampur aduk, dan kami bukanlah orang-orang
yang mengetahui mimpi-mimpi (yang sedemikian) itu".
[45]
Dan (pada saat itu) berkatalah orang
yang terselamat di antara mereka yang berdua itu, dan yang baharu
mengingati (akan pesanan Yusuf) sesudah berlalu suatu masa yang lanjut:
"Aku akan memberi tahu kepada kamu tafsirannya. Oleh itu hantarkanlah
daku pergi (kepada orang yang mengetahui tafsirannya) ".
[46]
(Setelah ia berjumpa dengan Yusuf,
berkatalah ia): "Yusuf, Wahai orang yang benar (pada segala-galanya)!
tafsirkanlah kepada kami (seorang bermimpi melihat): tujuh ekor lembu
yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor lembu yang kurus; dan tujuh tangkai
(biji-bijian) yang hijau serta tujuh tangkai lagi yang kering;
(tafsirkanlah) supaya aku kembali kepada orang-orang yang mengutusku
itu, semoga mereka dapat mengetahui tafsirannya".
[47]
Yusuf menjawab: "Hendaklah kamu menanam
bersungguh-sungguh tujuh tahun berturut-turut, kemudian apa yang kamu
ketam biarkanlah dia pada tangkai-tangkainya; kecuali sedikit dari
bahagian yang kamu jadikan untuk makan.
[48]
Kemudian akan datang selepas tempoh
itu, tujuh tahun kemaraun yang besar, yang akan menghabiskan makanan
yang kamu sediakan baginya; kecuali sedikit dari apa yang kamu simpan
(untuk dijadikan benih).
[49]
"Kemudian akan datang pula sesudah itu
tahun yang padanya orang ramai beroleh rahmat hujan, dan padanya mereka
dapat memerah (hasil anggur, zaitun dan sebagainya)".
[50]
Dan (apabila mendengar tafsiran itu)
berkatalah raja Mesir:" Bawalah dia kepadaku! "Maka tatkata utusan raja
datang kepada Yusuf (menjemputnya mengadap raja), Yusuf berkata
kepadanya: Kembalilah kepada tuanmu kemudian bertanyalah kepadanya:
"Apa halnya perempuan-perempuan yang melukakan tangan mereka ?
Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka".
[51]
Setelah perempuan-perempuan itu
dipanggil), raja bertanya kepada mereka: "Apahal kamu, semasa kamu
memujuk Yusuf mengenai dirinya?" Mereka menjawab: JauhNya Allah dari
segala cacat cela, kami tidak mengetahui sesuatu kejahatan terhadap
Yusuf". Isteri Al-Aziz pun berkata: "Sekarang ternyatalah kebenaran
(yang selama ini tersembunyi), akulah yang memujuk Yusuf berkehendakkan
dirinya (tetapi ia telah menolak); dan sesungguhnya adalah ia dari
orang-orang yang benar.
[52]
"(Pengakuanku) yang demikian supaya ia
mengetahui, bahawa aku tidak mengkhianatinya semasa ia tidak hadir
(bersama di sini); dan bahawa Allah tidak menjayakan tipu daya
orang-orang yang khianat.
[53]
"Dan tiadalah aku berani membersihkan
diriku; sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan
kejahatan, kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku
(maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu). Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
[54]
Dan (setelah mendengar pengakuan
perempuan-perempuan itu), raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, aku
hendak menjadikan dia orang yang khas untuk aku bermesyuarat dengannya.
Setelah (Yusuf dibawa mengadap, dan raja) berkata-kata dengannya (serta
mengetahui kebijaksanaannya) berkatalah raja kepadanya: "Sesungguhnya
engkau pada hari ini (wahai Yusuf), seorang yang berpangkat tinggi,
lagi dipercayai di kalangan kami ".
[55]
Yusuf berkata: "Jadikanlah daku
pengurus perbendaharaan hasil bumi (Mesir); sesungguhnya aku sedia
menjaganya dengan sebaik-baiknya, lagi mengetahui cara
mentadbirkannya".
[56]
Dan demikianlah caranya, Kami tetapkan
kedudukan Yusuf memegang kuasa di bumi Mesir; ia bebas tinggal di
negeri itu di mana sahaja yang disukainya. Kami limpahkan rahmat Kami
kepada sesiapa sahaja yang Kami kehendaki, dan Kami tidak menghilangkan
balasan baik orang-orang yang berbuat kebaikan.
[57]
Dan sesungguhnya pahala hari akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertaqwa.
[58]
Dan (setelah tiba musim kemarau)
datanglah saudara-saudara Yusuf (ke Mesir), lalu masuklah mereka
mendapatkannya; Yusuf dengan serta merta kenal mereka, sedang mereka
tidak mengenalnya.
[59]
Dan ketika Yusuf menyediakan untuk
mereka bekalan mereka, berkatalah ia:" (Pada kali yang lain) bawalah
kepadaku saudara kamu yang sebapa. Tidakkah kamu melihat, bahawa aku
menyempurnakan bekalan makanan kamu, dan bahawa aku sebaik-baik
penerima tetamu?
[60]
Oleh itu, kalau kamu tidak membawanya
kepadaku, maka tidak ada hak bagi kamu mendapat bekalan makanan di
sisiku, dan janganlah kamu menghampiriku lagi".
[61]
Mereka menjawab: "Kami akan memujuk bapanya melepaskan dia bersama-sama kami, dan sesungguhnya kami akan melakukannya".
[62]
Dan (selepas itu) berkatalah Yusuf
kepada orang-orang suruhannya. "Masukkanlah barang-barang dagangan
mereka pada tempat simpanan barang di kenderaan mereka, supaya mereka
mengetahuinya kelak ketika mereka kembali kepada keluarga mereka, dan
supaya mereka datang lagi (ke negeri ini)".
[63]
Maka ketika mereka kembali kepada bapa
mereka, berkatalah mereka: "Wahai ayah kami! Kami (tetap diberi amaran
bahawa kami) tidak akan mendapat lagi bekalan makanan (kiranya Bunyamin
tidak pergi bersama). Oleh itu, hantarkanlah dia bersama-sama kami,
supaya kami dapat lagi bekalan makanan; dan sesungguhnya kami akan
menjaganya dengan sebaik-baiknya".
[64]
Bapa mereka berkata: "(Jika aku
lepaskan dia pergi bersama-sama kamu), aku tidak menaruh kepercayaan
kepada kamu menjaganya melainkan seperti kepercayaanku kepada kamu
menjaga saudaranya dahulu (yang telah kamu hampakan. Oleh itu aku hanya
menaruh kepercayaan kepada Allah), kerana Allah jualah Penjaga yang
sebaik-baiknya, dan Dia lah jua Yang Maha Mengasihani dari sesiapa
sahaja yang menaruh belas kasihan".
[65]
Dan semasa mereka membuka barang-barang
mereka, mereka dapati barang-barang dagangan mereka telah dikembalikan
kepada mereka. Mereka berkata dengan gembiranya: "Wahai ayah kami! Apa
yang kita kehendaki lagi? Ini dia barang-barang dagangan yang kita
jadikan tukaran (bagi mendapat gandum) itu telah dikembalikan kepada
kita. Dan (dengan kemurahan hati menteri yang berbudi itu) akan
dapatlah kami membawa lagi bekalan makanan kepada keluarga kami, dan
kami pula akan dapat menjaga saudara kami, serta akan dapat tambahan
benda-benda makanan sebanyak muatan seekor unta lagi. Pemberian
tambahan yang sebanyak itu mudah sekali ditunaikannya".
[66]
Bapa mereka berkata:" Aku tidak
sekali-kali akan melepaskan dia (Bunyamin) pergi bersama-sama kamu,
sehingga kamu memberi kepadaku satu perjanjian yang teguh (bersumpah)
dengan nama Allah, bahawa kamu akan membawanya kembali kepadaku dengan
selamat, kecuali jika kamu semua dikepong dan dikalahkan oleh musuh".
Maka ketika mereka memberikan perjanjian yang teguh (bersumpah)
kepadanya, berkatalah ia: "Allah jualah yang menjadi Saksi dan Pengawas
atas apa yang kita semua katakan itu."
[67]
Dan ia berkata lagi: "Wahai
anak-anakku! Janganlah kamu masuk (ke bandar Mesir) dari sebuah pintu
sahaja, tetapi masuklah dari beberapa buah pintu yang berlainan. Dan
aku (dengan nasihatku ini), tidak dapat menyelamatkan kamu dari sesuatu
takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Kuasa menetapkan sesuatu
(sebab dan musabab) itu hanya tertentu bagi Allah. KepadaNyalah aku
berserah diri, dan kepadaNyalah hendaknya berserah orang-orang yang
mahu berserah diri".
[68]
Dan ketika mereka masuk menurut arah
yang diperintahkan oleh bapa mereka, tidaklah perintahnya itu dapat
menyelamatkan mereka dari apa yang telah ditakdirkan oleh Allah
sedikitpun, tetapi yang demikian itu hanyalah melahirkan hajat yang
terpendam dalam hati Nabi Yaakub. Dan sesungguhnya ia orang yang
berilmu, kerana kami telah mengajarnya (dengan perantaraan wahyu);
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (akan rahsia takdir Tuhan).
[69]
Dan semasa mereka masuk mendapatkan
Yusuf, ia menempatkan saudara kandungnya (Bunyamin) bersama-samanya,
sambil berkata kepadanya:" Akulah saudara engkau Yusuf), oleh itu
janganlah engkau berdukacita lagi disebabkan apa yang mereka lakukan".
[70]
Maka ketika ia membekalkan mereka
dengan bekalan makan (yang mencukupi keperluan) mereka, lalu ia
meletakkan bijana minuman raja di kenderaan saudaranya (Bunyamin),
kemudian menyeru seorang penyeru:" Wahai orang-orang kafilah ini,
sesungguhnya kamu adalah pencuri ".
[71]
Mereka bertanya sambil mengadap ke arah orang-orang menteri yang menuduh itu: "Apa benda kamu yang kehilangan?"
[72]
Orang-orang menteri menjawab: "Kami
kehilangan cupak raja. Dan sesiapa yang memulangkannya akan diberi
(benda-benda makanan) sebanyak muatan seekor unta, dan akulah yang
menjamin pemberian itu".
[73]
Mereka berkata: "Demi Allah!
Sesungguhnya kamu sedia mengetahui bahawa kedatangan kami bukanlah
untuk berbuat kerosakan di bumi (Mesir ini), dan kami pula bukanlah
pencuri".
[74]
(Orang-orang menteri) bertanya: "Maka apa balasan pencuri itu, jika kamu berdusta?"
[75]
Mereka menjawab: "Balasannya: sesiapa
yang didapati benda itu di kenderaannya, maka dia lah sendiri yang
menjadi balasannya. Demikianlah kami membalas orang-orang yang zalim".
[76]
Maka Yusuf pun mulailah memeriksa
tempat-tempat barang mereka sebelum memeriksa tempat barang saudara
kandungnya (Bunyamin) kemudian ia mengeluarkan benda yang hilang itu
dari tempat simpanan barang saudara kandungnya. Demikianlah Kami
jayakan rancangan untuk (menyampaikan hajat) Yusuf. Tidaklah ia akan
dapat mengambil saudara kandungnya menurut undang-undang raja, kecuali
jika dikehendaki oleh Allah. (Dengan ilmu pengetahuan), Kami tinggikan
pangkat kedudukan sesiapa yang Kami kehendaki, dan tiap-tiap orang yang
berilmu pengetahuan, ada lagi di atasnya yang lebih mengetahui,
[77]
Mereka berkata:" Kalau dia mencuri,
maka (tidaklah pelik), kerana sesungguhnya saudara kandungnya pernah
juga mencuri dahulu. (Mendengar kata-kata yang menyinggung itu) maka
Yusuf pun menyembunyikan perasaannya, dan tidak menyatakannya kepada
mereka, sambil berkata (dalam hati): "Kamulah yang lebih buruk
keadaannya; dan Allah Maha Mengetahui akan apa yang kamu katakan itu".
[78]
Merekapun merayu dengan berkata: "Wahai
datuk menteri! Sesungguhnya ia (Bunyamin), mempunyai bapa yang sudah
tua, lagi berpangkat. Oleh itu, ambilah salah seorang di antara kami
sebagai gantinya; sesungguhnya kami memandangmu dari orang-orang yang
sentiasa berbudi ".
[79]
Yusuf berkata: "Kami berlindung kepada
Allah daripada mengambil sesiapapun kecuali orang yang kami dapati
barang kami dalam simpanannya. Sesungguhnya jika kami mengambil orang
lain, nescaya menjadilah kami orang-orang yang zalim".
[80]
Maka apabila mereka berputus asa
daripada mendapat pertolongannya, merekapun mengasingkan diri lalu
bermesyuarat tentang hal itu. Berkatalah ketua mereka (saudaranya yang
sulung): "Tidakkah kamu ketahui bahawa bapa kita telah mengambil janji
dari kamu yang dikuatkan dengan nama Allah, dan dahulu pun kamu telah
mencuaikan janji dan sumpah kamu dalam perkara menjaga keselamatan
Yusuf? Oleh itu, aku tidak sekali-kali akan meninggalkan negeri (Mesir)
ini sehingga bapaku izinkan aku (kembali atau sehingga Allah menghukum
bagiku (untuk meninggalkan negeri ini), dan Dia lah Hakim yang
seadil-adilnya.
[81]
Kembalilah kamu kepada bapa kamu, dan
katakanlah, wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu (Bunyamin) telah
mencuri, dan kami tidak menjadi saksi (terhadapnya) melainkan dengan
apa yang kami ketahui dan kami tidaklah dapat menjaga perkara yang
ghaib.
[82]
Dan bertanyalah kepada penduduk negeri
(Mesir) tempat kami tinggal (berdagang) dan kepada orang-orang kafilah
yang kami balik bersamanya. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
benar".
[83]
(Setelah mereka kembali dan
menyampaikan hal itu kepada bapa mereka) berkatalah ia: "(Tidaklah
benar apa yang kamu katakan itu) bahkan nafsu kamu telah memperelokkan
pada pandangan kamu suatu perkara (yang kamu rancangkan). Jika
demikian, bersabarlah aku dengan sebaik-baiknya, mudah-mudahan Allah
mengembalikan mereka semua kepadaku. Sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha
Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.
[84]
Dan (bapa mereka - Nabi Yaakub) pun
berpaling dari mereka (kerana berita yang mengharukan itu) sambil
berkata: Aduhai sedihnya aku kerana Yusuf, dan putihlah dua belah
matanya disebabkan ratap tangis dukacitanya kerana ia orang yang
memendamkan marahnya di dalam hati.
[85]
Mereka berkata: "Demi Allah, ayah tak
habis-habis ingat kepada Yusuf, sehingga ayah menjadi sakit merana,
atau menjadi dari orang-orang yang binasa".
[86]
(Nabi Yaakub) menjawab: "Sesungguhnya
aku hanyalah mengadukan kesusahan dan dukacitaku kepada Allah dan aku
mengetahui (dengan perantaraan wahyu) dari Allah, apa yang kamu tidak
mengetahuinya.
[87]
Wahai anak-anakku! Pergilah dan
intiplah khabar berita mengenai Yusuf dan saudaranya (Bunyamin), dan
janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah.
Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu
melainkan kaum yang kafir".
[88]
Maka (bertolaklah mereka ke Mesir, dan)
setelah mereka masuk mengadap Yusuf, berkatalah mereka: "Wahai Datuk
Menteri, kami dan keluarga kami telah menderita kesusahan (kemarau),
dan kami datang dengan membawa barang-barang yang kurang baik dan tidak
berharga (untuk menjadi tukaran bagi benda-benda makanan negeri ini).
Oleh itu, sempurnakanlah sukatan bekalan makanan bagi kami dan
mendermalah kepada kami, sesungguhnya Allah membalas dengan sebaik-baik
balasan kepada orang-orang yang bermurah hati menderma".
[89]
Yusuf berkata: "Tahukah kamu (betapa
buruknya) apa yang kamu telah lakukan kepada Yusuf dan adiknya, semasa
kamu masih jahil (tentang buruknya perbuatan yang demikian)?"
[90]
Mereka bertanya (dengan hairan):
"Engkau ini Yusufkah? " Ia menjawab: "Akulah Yusuf dan ini adikku
(Bunyamin). Sesungguhnya Allah telah mengurniakan nikmatNya kepada
kami. Sebenarnya sesiapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya
Allah tidak menghilangkan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.
[91]
Mereka berkata: "Demi Allah!
Sesungguhnya Allah telah melebihkan dan memuliakan engkau daripada kami
(disebabkan taqwa dan kesabaranmu); dan sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang bersalah".
[92]
Yusuf berkata: "Kamu pada hari ini
tidak akan ditempelak atau disalahkan (tentang perbuatan kamu yang
telah terlanjur itu), semoga Allah mengampunkan dosa kamu, dan Dia lah
jua Yang Maha Mengasihani daripada segala yang lain yang mengasihani.
[93]
Pergilah dengan membawa bajuku ini,
kemudian letakkan pada muka ayahku supaya ia dapat melihat, dan selepas
itu bawalah kepadaku keluarga kamu semuanya".
[94]
Dan semasa kafilah (mereka meninggalkan
Mesir menunju ke tempat bapa mereka di Palestin), berkatalah bapa
mereka (kepada kaum kerabatnya yang ada di sisinya): "Sesungguhnya aku
ada terbau akan bau Yusuf. Jika kamu tidak menyangka aku sudah nyanyuk
(tentulah kamu akan percaya)".
[95]
Mereka berkata: "Demi Allah! Sesungguhnya ayah masih berada dalam keadaan tidak siumanmu yang lama".
[96]
Maka sebaik-baik sahaja datang pembawa
khabar berita yang mengembirakan itu, dia pun meletakkan baju Yusuf
pada muka Nabi Yaakub, lalu menjadilah ia celik kembali seperti
sediakala. Nabi Yaakub berkata: "Bukankah aku telah katakan kepada
kamu, sesungguhnya aku mengetahui (dengan perantaraan wahyu) dari Allah
akan apa yang kamu tidak mengetahuinya?"
[97]
Mereka berkata: "Wahai ayah kami!
Mintalah ampun bagi kami akan dosa-dosa kami; sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang bersalah".
[98]
Nabi Yaakub berkata: "Aku akan meminta
ampun bagi kamu dari Tuhanku; sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha
Pengampun, lagi Maha Mengasihani".
[99]
Maka ketika mereka (Nabi Yaakub dan
keluarganya) masuk (ke Mesir) menemui Yusuf, Yusuf segera menyambut
serta memeluk kedua ibu bapanya, sambil berkata: "Masuklah kamu ke
negeri Mesir, insya Allah kamu berada di dalam aman.
[100]
Dan ia dudukkan kedua ibu bapanya
(bersama-samanya) di atas kerusi kebesaran. Dan setelah itu mereka
semuanya tunduk memberi hormat kepada Yusuf. Dan (pada saat itu)
berkatalah Yusuf: "Wahai ayahku! Inilah dia tafsiran mimpiku dahulu.
Sesungguhnya Allah telah menjadikan mimpiku itu benar. Dan sesungguhnya
Ia telah melimpahkan kebaikan kepadaku ketika Ia mengeluarkan daku dari
penjara; dan Ia membawa kamu ke mari dari dosa sesudah Syaitan (dengan
hasutannya) merosakkan perhubungan antaraku dengan saudara-saudaraku.
Sesungguhnya Tuhanku lemah-lembut tadbirNya bagi apa yang
dikehendakiNya; sesungguhnya Dia lah yang Maha Mengetahui, lagi Maha
Bijaksana.
[101]
"Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Engkau
telah mengurniakan daku sebahagian dari kekuasaan (pemerintahan) dan
mengajarku sebahagian dari ilmu tafsiran mimpi. Wahai Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi Engkau Penguasa dan Pelindungku di dunia
dan di akhirat; sempurnakanlah ajalku (ketika mati) dalam keadaan
Islam, dan hubungkanlah daku dengan orang-orang yang soleh".
[102]
(Kisah nabi Yusuf) yang demikian
ialah dari berita-berita yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (wahai
Muhammad), sedang engkau tidak ada bersama-sama mereka semasa mereka
sekata mengambil keputusan (hendak membuang Yusuf ke dalam perigi) dan
semasa mereka menjalankan rancangan jahat (terhadapnya untuk
membinasakannya).
[103]
Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau terlalu ingin (supaya mereka beriman).
[104]
Padahal engkau tidak meminta kepada
mereka sebarang upah tentang ajaran Al-Quran, sedang Al-Quran itu tidak
lain hanyalah peringatan dan pengajaran dari Allah bagi umat manusia
seluruhnya.
[105]
Dan berapa banyak tanda-tanda
kekuasaan Allah di langit dan di bumi yang mereka menyaksikannya
berulang-ulang semasa mereka pagi dan datang, sedang mereka tidak juga
menghiraukan dan memikirkannya.
[106]
Dan (orang-orang yang beriman kepada
Allah), kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah melainkan mereka
mempersekutukannya juga dengan yang lain.
[107]
(Mengapa mereka bersikap demikian?)
Adakah mereka merasa aman dari didatangi azab Allah yang meliputi
mereka, atau didatangi hari kiamat secara mengejut, sedang mereka tidak
menyedarinya?
[108]
Katakanlah (wahai Muhammad): "Inilah
jalanku, aku dan orang-orang yang menurutku, menyeru manusia umumnya
kepada ugama Allah dengan berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas
nyata. Dan aku menegaskan: Maha suci Allah (dari segala iktiqad dan
perbuatan syirik); dan bukanlah aku dari golongan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain."
[109]
Dan tiadalah Kami mengutus Rasul -
sebelummu (wahai Muhammad) melainkan orang-orang lelaki dari penduduk
bandar, yang kami wahyukan kepada mereka. Maka mengapa orang-orang
(yang tidak mahu beriman) itu tidak mengembara di muka bumi, supaya
memerhatikan bagaimana akibat orang-orang kafir yang terdahulu dari
mereka? Dan (ingatlah) sesungguhnya negeri akhirat lebih baik bagi
orang-orang yang bertaqwa. Oleh itu, mengapa kamu (wahai manusia) tidak
mahu memikirkannya?
[110]
(Orang-orang yang mendustakan ugama
Allah itu telah diberi tempoh yang lanjut sebelum ditimpakan dengan
azab) hingga apabila Rasul-rasul berputus asa terhadap kaumnya yang
ingkar dan menyangka bahawa mereka telah disifatkan oleh kaumnya
sebagai orang-orang yang berdusta, datanglah pertolongan Kami kepada
mereka, lalu diselamatkanlah sesiapa yang Kami kehendaki. Dan (ingatlah
bahawa) azab Kami tidak akan dapat ditolak oleh sesiapapun daripada
menimpa kaum yang berdosa.
[111]
Demi sesungguhnya, kisah Nabi-nabi
itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang
yang mempunyai akal fikiran. (Kisah Nabi-nabi yang terkandung dalam
Al-Quran) bukanlah ia cerita-cerita yang diada-adakan, tetapi ia
mengesahkan apa yang tersebut di dalam Kitab-kitab ugama yang terdahulu
daripadanya, dan ia sebagai keterangan yang menjelaskan tiap-tiap
sesuatu, serta menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
(mahu) beriman.